Kamis, 14 Januari 2010

KASUS BABE MULAI TERBUKA LEBAR

Jakarta - Dalam pemeriksaan yang dilakukan psikolog UI, Prof Sarlito Wirawan, yang bertindak sebagai pemeriksa kejiwaan Baekuni alias Babe pelaku sodomi dan mutilasi anak dibawah umur pada Kamis (14/01) Diketahui bahwa Babe mengidap pedofilia (ketertarikan seksual dengan anak di bawah umur) dan Nekrofil (ketertarikan berhubungan seksual dengan mayat).
Menurut Sarlito, Seluruh korban yang dihabisi Babe berusia dibawah 12. Babe mengaku telah melakukan pembunuhan berantai terhadap 7 bocah. Menurut pengakuan pria asal Magelang itu, ia telah menjalankan aksi kejahatannya sejak tahun 2000. Terkait dengan hasil pemeriksaan kejiwaan , pihak kepolisian menyatakan Babe sehat secara psikis dalam menjalani proses hukum. Walaupun demikian, polisi masih akan menyelidiki secara lebih lanjut kejiwaan dari Babe.

“Dalam pemeriksaan psikologis, tersangka mengakui telah membunuh 7 bocah. Dari ketujuh korban, empat diantaranya dimutilasi,” ujar

Dalam pemeriksaan kejiwaan, “Tersangka mengidap pedofilia dan Nekrofil, dan homo seksual,” ujar Sarlito

Selain mengungkap pengakuan Babe, Sarlito juga menuturkan riwayat babe. "Babe merupakan anak ke 11 dari 12 bersaudara. Ia merupakan anak dari keluarga petani miskin di Magelang. Di masa kecilnya, Babe kerap mendapatkan kekerasan psikologis".
“Saat kecil, dia kerap diolok-olok bodoh oleh keluarganya. Ini karena beliau kerap tidak naik kelas. Ia putus sekolah saat berada di kelas 3 SD. Pada umur 12 tahun, ia merantau ke Jakarta,” tutur Guru Besar Psikologi UI ini seperti yang dikutip juga di Republika.

Di Jakarta, terang Sarlito, Babe kecil menggelandang sebagai pengamen jalanan. Ia kerap mengamen di daerah Lapangan banteng, Jakarta Pusat.

“Waktu dia jadi pengamen, dia pernah di sodomi oleh seorang pria, saat itu dia menolak, tapi tetap di paksa. Ini sempat menimbulkan trauma masa kecil,” ujarnya.

Menginjak dewasa, Babe bekerja sebagai pedagang rokok asongan. Saat inilah ia bertemu dengan seorang pria bernama Juk Saputra. Oleh Juk, babe diajak untuk hijrah ke Kuningan, Jawa Barat.

“Saat hijrah ke Kuningan, ia dinikahkan dengan saudara Juk Saputra, bernama Era,” jelas Sarlito.

Saat menjalani kehidupan-suami istri, Babe baru menyadari dirinya mengidap kelainan orientasi seksual. Sepanjang hidupnya, lanjut Sarlito, ia tidak pernah melakukan hubungan suami isti, bahkan hingga istrinya wafat.

Setelah wafatnya sang istri, Babe memutuskan untuk hidup di Jakarta.“Ia kembali ke Jakarta dan tinggal di rumah kontrakan. Saat inilah ia memutuskan untuk memilihara anak asuh,” jelasnya

Babe mengungkapkan, dirinya sangat menyukai anak-anak. Walaupun demikian, ia mengaku tidak pernah melakukan aksi sodomi terhadapanak asuhnya, terkecuali Adriansyah. Babe mengaku, hanya melakukan aksi sodomi terhadap anak-anak yang tidak ia kenal.

“Menurut pengakuannya, ia sudah 7 kali melakukan aksi sodomi. Dan sepanjang itu, seluruh korban sodomi ia bunuh,” ujarnya.

Sarlito menjelaskan jika Babe memiliki pola yang sama dalam melakukan aksinya. Umumnya korban sodomi dimutilasi dengan beberapa potongan tubuh terpisah. Potongan tubuh pada setiap korban pun identik.

“Inilah yang jadi pola tersangka. Korban kemudian di buangnya ke tempat ramai supaya ada yang menguburkan secara layak,” jelas Sarlito menjelaskan pengakuan Babe.

0 komentar:

Advertisement

Advertisement

Free Website Hosting